Friday, December 11, 2015

Panorama Negeriku

Hamparan luas bumi pertiwi
Penuh pesona yang menggugah hati
Elok panorama yang tergambar disana
Menjadi magnet yang tiada duanya
Bukan hanya bagi penduduk negeri ini
Bahkan seantero dunia pun mengakui
***

Pulau-pulau yang bergandeng mesra
Berselendangkan biru luasnya samudera
Hijaunya dedaunan pada ririmbunan hutan
Laksana hamparan padang rumput dan ilalang
Elok dan cantik, yang terlihat dari kejauhan
Adalah lukisan keindahan bumi nusantara, tiada tara
Anugerah tuhan sang pencipta semesta
***

Suku, Adat, Ras dan Agama
Adalah sebuah keniscayaan
Bukan menjadi suatu hal memicu perbedaan
Yang membuat rakyat harus terkungkung keegoisan golongan
Sehingga timbul salah paham dan ketidakadilan
Justru pemicu semangat untuk saling memahami dan menghormati
Dalam balutan kebersamaan penuh cinta dan kasih sayang
Demi terciptanya negeri Indonesia yang penuh kedamaian

02 Februari 2014
[ ND ]

Negeri Serpihan Surga

Ada yang bilang negeriku adalah Negeri kepulauan
Ada yang bilang negeriku negeri kesukuan
Ada pula yang bilang negeriku negeri daratan dan lautan
Akan tetapi bagiku…
Negeriku adalah negeri sejuta impian
Negeriku adalah serpihan surga yang diciptakan Tuhan
***

Ada banyak bahasa disana
Meski berbeda namun tetap tersatukan
Mengikis sekat sekat kesenjangan
Dalam bingkai bahasa persatuan
***

Ada banyak suku disana
Hidup dan berkembang sesuai kedaerahan
Tetap indah dan damai penuh kekeluargan
Demi terjaganya warisan leluhur dimasa silam
Pun masa depan anak cucu dan generasi masa depan
***

Ada banyak ras disana
Berjalan seiring dengan karakter masing-masing golongan
Tanpa ada selisih dan memicu ketersingungan
Hidup rukun dalam agungnya kebersamaan
***

Ada banyak Agama disana
Pertanda bahwa kepercayaan bukan untuk dipaksakan
Cukup saling memberi dan berbagi dalam kebajikan
Agar keberkahan menyerta setiap langkah kehidupan
Untuk seluruh rakyat negeri ini yang beragam aliran
Demi terciptanya Indonesia
Damai, sentosa dan penuh kemakmuran


06 Februari 2014
Nandar Dinata

Monday, August 31, 2015

Jika


Ilustrasi/Admin (Shutterstock)
Jikalau pun harus melewati malam ini
Sunyi dan sepi tiada bertepi
Ku pastikan masih terlalu sanggup
Meski itu tanpamu
Tanpa hadirmu disini
Tapi tiada sanggup hati ini
Pun tak kuasa palung jiwa ini
Bila harus menahan bening rindu
Yang meraung membekas sembilu
Dalam lubuk terdalam kalbuku
***
Jika pun aku harus melewati indanya pagi
Bersama sejuknya sinar mentari
Kupastikan masih terlalu sanggup, meski tanpamu
Namun apa daya diri ini
Pun jua sebongkah jiwa ini
Bila harus menikmati
Sejuknya tetes embun pada dedaunan
Sedangku terbuai dalam rapuhnya kesedirian
Sebelum ia undur diri bersama sinar mentari pagi
Tuk melepas sejuknya pagi
Meninggalkan kenangan yang harus ku resapi dalam hati
Tanpa hadirmu tanpa indah senyummu
***
Dan Jika pun aku harus melewati
Langkah hari sekian jeda yang harus ku eja
Aku pastikan raga ini masih terlalu sanggup
Namun, kegersangan yang ada di jiwa
Serta indah rasa yang bersemayam dalam sukma
Tak pernah selalu sanggup sekejap saja
Pun sekedar berhenti merenda ronta
Nada merdu senandung rindu dalam sukma
Akan dirimu penyejuk relung jiwa
[ ND ]

Pada Jeda yang entah


Pada jeda yang entah

Masih tersisa akan peluh gelisah

Tergores disana gundah hati yang tak terjamah

Oleh lembut jemari yang membelai tanpa berpunah

***


Pada jeda yang entah

Tergambar disana sejuknya jiwa dalam anugerah

Padanya ruang rindu adalah biduk asmara terindah

Mengukir lantun merdu rindu yang membangkitkan gairah

***


Pada jeda yang entah

Peluh raga dan jiwa nan indah berpasrah

Tergambar dalam ranum memori yang tercurah

Meski terkadang sukma harus berkawan dengan lelah

***


Sungguh tak mengapa, biarlah…

Biarlah rindu laksana gerimis yang tercurah

Tanpa gelisah yang terabai dalam candu amarah

Meski kadang kita harus rela dalam sudut pasrah

Ketika ruang rindu hanyalah hamparan kosong ratap gundah

Terabai oleh jiwa kita yang terberai dalam jengah

***


Pada jeda yang entah

Terlampau sering kunikmati sendiri dalam senandung gelisah

Pun inginku berbagi kepadamu, wahai yang terindah

PadaNya, tanpa lelah ku menengadah

Akan indahnya penawar jeda yang penuh berkah

[ ND ]

[Untukmu Ibu] Perempuan Hebat, Bunda Terkasih

Bunda terkasih…

Pertama kalinya ingin ananda panjatkan beribu syukur yang tiada terhingga atas karunia-Nya, Tuhan yang maha kuasa, yang telah menakdirkanmu hidup didunia ini. Sebagai perempuan yang hebat diantara perempuan hebat lainnya. Menjalani setiap jengkal laku kehidupan yang telah digariskan oleh sang pemilik semesta raya ini.

Bunda terkasih…

Garis kehidupan yang menuliskan tetang jalan hidupmu, sebagai perempuan yang telah ditakdirkan oleh Tuhan pemilik setiap insan, dan jalan hidup semua anak manusia. Perempuan yang ditakdirkan oleh Tuhan yang didalam rahimnya dahulu aku pernah bersemanyam. Perempuan yang darinya pula aku dilahirkan untuk menghirup udara dalam setiap hembus nafas ananda. Perempuan yang telah diberi mandat yang agung dan penuh keberkahan, menjaga mengasuh dan mengasihi ananda, dalam mengarungi sisi-sisi kehidupan dalam dunia ini.

Bunda bagaimana kabarmu kini? Semoga dalam setiap waktu dalam hidupmu penuh dengan keberkahan dari yang maha kuasa. Dan penuh kasih sayang yang tiada tara dari Tuhan bagi insan semesta. Seperti adamu yang mengasihi dan menyayangiku dari dalam rahim hingga aku dewasa bahkan hingga masa hidupku sampai saat ini, kasih sayangmu tak pernah terganggti dan sampai kapanpun takkan pernah terganggti oleh sesusatu apapun.

Engkaulah perempuan hebat yang tak pernah lelah dan mengeluh akan kalaku masih bersemanyam dalam alam rahimmu, yang kian hari, minggu dan bulan semakin memberatkan dan kian membesar pertanda usia dalam rahimmu semakin besar. Engkau melewati hari dengan penuh kesabaran dan keihklasan untuk kemudian ingin melahirkanku dalam dunia ini. Meski lelah yang hinggap tak pernah tergganti, meski beban berat tak pernah unjuk pergi dari ragamu. Engkau melewati dengan suka cita dan bahagia, setidaknya itulah yang aku rasa kala ananda dapati engkau memberikan sejuta kasih sayangmu kalaku berada dalam ruang rahimmu selama sekitar Sembilan bulan sepuluh hari. Dan hingga masa dimana aku dilahirkan di dunia ini.

Bunda terkasih…

Ananda tak pernah tahu, bagaimana suasana dan kondisimu saat akan melahirkan ananda didunia ini, tapai yang aku tahu engkau menangis bahagia dan penuh haru kala mendengar jerit tanggisku untuk yang pertama kali saatku menghembuskan nafas untuk yang pertama kali pula dalam dunia ini. Peluk dan cium yang pertama kalinya di kening dan pipiku amat terasa sekali hinggga kini.

Darimu ananda banyak belajar, akan indahnya dunia yang diciptkan oleh Tuhan alam raya ini. ananda amat bahagia karena pernah mengenalmu sebagai perempuan yang melahirkan anan dalam dunia ini dan sesosok ibu yang selalu mengasihi anaknya, ananda. Kasih sayangmu memang tiada duanya dan tiada taranya laksana mentari yang menyinari belantara bumi, laksana rembulan malam yang memberikan cahaya dalam gelap malam yang mencekam. Laksana bebintang yang mempercantik langit yang menemani rembulan sepanjang malam hingga menuju pagi akan mengganti malam. Laksana embun pagi yang memberikan kesejukan bagi setiap insan yang ada di muka bumi ini. Setitik jernih adanya seperti adamu untuk membagi bahagia untuk anak manusia.

Darimu ananda banyak mengecap sejuta impian untuk sebuah kehidupan yang ada pada jalan tuhan semesta ini, seperti yang pernah engkau ajarkan kepadaku ketika masa kecil dulu. Tentang bagaimana menjalani setiap derap langkah kehidupan untuk berbagi kasih dan memberikan yang terbaik untuk sesame. Seperti caramu yang pernah engkau berikan kepada ananda.

Tak ada keluh kesah yang tergores pada setiap lakumu, dalam mengarungi sisi kehidupan yang telah takdirkan kepadamu. Engkau melewatinya dengan tebaran kasih yang tiada duanya di dunia ini. Engkaulah cahaya kehidupan yang tertanam dalam sanubariku. Yang menerangi setiap langkah kaki ananda untuk mengarungi belantara kehidupan dalam semesta kehidupan yang telah digariskan oleh Tuhan yang maha kuasa.

Banyak perempuan hebat diluar sana, yang ada di bumi ini. Namun, setulusnya engkalah perempuan terhebat yang penah ananda kenal didunia ini. Engkalah perempuan terhebat yang penah singgah dalam hidup ananda. Semoga tuhan selalu memberikan kebahagiaan atasmu hingga nanti.

Bunda terkasih…

Masa kakak-kanak selalu ananda rindukan ketika itu semua aku lewati bersamamu. Indah bahagia yang kurasa selalu menjadi nafas hidupmu ketika aku melewatinya dengan suka cita bersamamu. Dengan kesabaran dan keihklasannmu sebagai pancaran naluri keibuan yang ada pada dirimu. Meski terkadang ananda sering membuatmu lelah ketika tangis masa kecilku membuatmu bersusah payah dan sekuat tenaga untuk membuat ananda secepatnya tak menangis lagi.

Hari-harimu engkau lewati dengan derai tangis dan kenakalan-kenakalan kecil ananda, namun jiwa mu selalu lapang untuk menerima dan menyikapinya dengan penuh kasih untuk ananda. Sering kali ananda pun membuatmu terbangun di tengah malam ketika tanggisku menggusik lelap tidurmu. Seringkali aku membuat dirimu tergopoh-gopoh kala popokku tiba-tiba terbasah dan engkau dengan sejuta kasih mengantinya. Membalas setiap tingkah kenakalan-kenakalan masa kecil ananda dengan belai kasihmu yang penuh hangat.

Bunda… Maafkan ananda yang sampai kini masih belum mampu membuatmu bahagia, maafkan ananda yang sampai saat ini belum bisa menggati kasih sayangmu dan pembelajaran hidup yang pernah engkau berikan pada ananda. Meski engkau pun tak pernah memintanya. Meski engkau tak pernah mengharapkannya dari ananda.

Bunda.. ananda berharap suatu saat nanti ananda ingin membalas kasih sayangmu dengan satu kebagaianmu untukmu, karena ananda tahu tak pernah bisa untuk menggati sejuta kasih sayangmu yang pernah engkau berikan kepada ananda. Dari dulu hingga kini. Dengan apapun jua kasihmu tiada terganti.

Namun, harapan ananda ingin melihatmu terseyum penuh haru dan bahagia dalam hidupmu. meski hanya ananda bisa lakukan sekali saja dalam perjalannmu dalam hidup ini. karena mungkin dengan cara itulah ananda membagi satu kebahagiannya dengan bunda tercinta. Sebagai tanda cinta kasih dari ananda untuk perempuan yang dengan kasih sayangmu memberikan semangat dan motivasi untuk melwati setiap jengkal kehidupan di dunia ini. untuk melewati garis kehidupan yang telah di tuliskan oleh Tuhan semesta alam ini.

Bunda terkasih..,

Maafkan ananda yang sampai saat ini belum mampu mengganti lelah dan tangis bahagiamu ketika masa kecilku hingga sampai saat ini, dengan suka cita yang terdalam dalam jiwamu. Yang masih belum mampu membuat berbangga yang tiada terkira, justru malah seringkali membuatmu harus melara.

Maafkan ananda yang selalu merepotkan bunda, ketika tingkah polah ananda sering kali membuat ibunda harus mengelus dada dan menangis akan semua itu. Meski terkadang cubitan kasih sayang kerapkali ananda dapatkan dari bunda sebagai tanda kasihmu untuk ananda. Harimu selalu terporsir untuk merawatku dan engkau melewati tanpa lelah dan berkeluh kesah kepada siapapu kecuali kepada Tuhan yang maha kuasa semata.

Setiap detik dan waktu yang bergulir dalam hidupmu, selalu engkau prioritaskan kepadaku, buah hati yang telah terlahir atas kasih sayangmu. Sebagai tanda kasih sayang bunda kepada ananda.

Maafkan ananda yang belum sempat, menggati setiap lelah dan payahmu ketika merawatku semasa kecil. Entah berapakali engkau mendengar dan bersenda dengan tangisku di pagi, siang dan malam. Entah berapakali engkau harus rela terbangun untuk memberikan asi kepada ku ketika tangisku membangunkanmu di tengah tidur lelapmu di malam hari. Entah berapa kali engkau menyalin setiap popok yang terbasahkan olehku. Dan berbagai hal yang sering membuatmu harus sedikit repot kala merawatku dahulu.

Bunda terkasih…

Satu harapan ananda semoga mampu membuatmu tersenyum bahagia sepanjang waktumu. Dan melwati kehidupan yang digariskan Tuhan atas adamu pun jua atas adaku yang pernah terlahir dari rahimmu. Semoga keberkahan Tuhan semesta selalu menyertamu, dan memberikan pahala dan ganti yang terindah atas jerih payah dan kasih sayangmu yang dahulu hingga kini pernah engkau berikan dalam hidupku. Semoga tetap menjadikamu sebagai embun pagi bagiku, menjadi mentari pagi yang menyinari se- isi bumi bagi ananda, menjadi bebintang malam yang gemerlap dalam sepinya malam, tetap menjadi rembulan yang selalu menyuguhkan akan indahnya untuk pejalan malam dalam gelap malam hingga pagi menjelang.

Salam hanggat dan peluk mesra dari ananda

***

Selendang Pelangi


adcoolsxx.blogspot.com
Pada jiwa dalam ratap gelisah
Berkisah tentang candu rindu yang membuncah
Dinding kebekuan sukma melara yang tak teraba
Menyimpulkan pedih akan derita jiwa tersebab agung rasa
Rasa rindu dan cinta pada insan yang mendamba
***

Pada sesimpul bening langit nan cerah
Tergambar akan indahnya anugerah
Selendang pelangi terukir indah memeluk cakrawala
Tergambar panorama kesejukan yang tak terkira
Nan lembut menyentuh dalamnya relung sanubari
Selepas hujan merintik membasah belantara bumi
***

Padanya angkasa menebar tulusnya bahagia
Untukmu untukku dan tentu untuk kita jua
Ingin rasanya ku pungut selendang pelangi dalam cerahnya bumantara
Ku gengam erat penuh dekap dalam jiwa
Sebagai pertanda dariku akan dalamnya rasa
Untukmu sang penyejuk dahaga sukma
***

Peluk dan dekap selendang pelangi pada raga dan jiwamu
Agar ia senantiasa melukiskan warna dalam ruang rinduku dan rindumu
Meski musim telah datang silih berganti sesuai perputaran waktu
Sampai akhirnya Kau pun tahu
Selendang pelangi di hatiku dan hatimu
Takkan pernah berlalu
Pun senantiasa abadi melukiskan syahdu rindu

[ ND ]